
Pawai Ogoh-ogoh Kemeriahan Puncak Hari Pengerupukan
Dinas Pariwisata
28/03/2025
355
Hari Pengerupukan adalah ritual penting yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali sebelum Hari Raya Nyepi. Pada hari ini, masyarakat Bali melakukan serangkaian upacara dan tradisi untuk membersihkan lingkungan dari pengaruh buruk dan menyambut tahun baru dengan pikiran dan hati yang bersih.
Makna dan Tujuan Pengerupukan
Secara etimologi, pengerupukan berasal dari kata "kerupuk" yang berarti menghancurkan atau memusnahkan. Secara filosofis, pengerupukan bertujuan untuk mengusir Bhuta Kala, yaitu roh-roh jahat atau energi negatif yang dapat mengganggu kehidupan manusia.
Rangkaian Tradisi Pengerupukan
- Mecaru: Upacara ini dilakukan di tingkat rumah tangga, banjar, hingga desa adat. Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan energi negatif dan positif di lingkungan sekitar.
- Pengarakan Ogoh-ogoh: Ogoh-ogoh adalah boneka raksasa yang menggambarkan Bhuta Kala. Boneka ini diarak keliling desa sebagai simbol pengusiran energi negatif.
- Pembakaran Ogoh-ogoh: Setelah diarak, ogoh-ogoh akan dibakar. Proses ini melambangkan pemusnahan Bhuta Kala dan segala pengaruh buruknya.
Pawai Ogoh-ogoh: Kemeriahan Puncak Pengerupukan
Pawai ogoh-ogoh adalah daya tarik utama dari perayaan Hari Pengerupukan. Masyarakat Bali, khususnya anak-anak muda, dengan antusias membuat ogoh-ogoh yang kreatif dan unik. Pawai ini menjadi ajang bagi masyarakat untuk menunjukkan kreativitas dan partisipasi mereka dalam melestarikan tradisi.
Perayaan Pengerupukan bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Ritual ini mengajarkan tentang pentingnya keseimbangan antara kekuatan baik dan buruk, serta pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan spiritual. Pengerupukan adalah momen ketika Bhuta Kala, yang diwujudkan dalam ogoh-ogoh, diarak keliling desa. Prosesi ini menjadi simbol pembersihan dan pengusiran energi negatif dari lingkungan masyarakat.
Pengerupukan adalah bagian tak terpisahkan dari perayaan Nyepi di Bali. Tradisi ini memiliki nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun-temurun, seperti:
- Keseimbangan: Pengerupukan mengajarkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara kekuatan baik dan buruk dalam kehidupan.
- Kebersihan: Ritual ini bertujuan untuk membersihkan lingkungan fisik dan spiritual dari pengaruh negatif.
- Persatuan: Pengerupukan melibatkan seluruh masyarakat dalam proses pembuatan ogoh-ogoh dan pelaksanaan upacara.Sebagai bagian dari
masyarakat Bali, mari kita lestarikan tradisi Pengerupukan. Dengan memahami makna dan tujuan dari tradisi ini, kita dapat ikut serta dalam menjaga warisan budaya yang kaya ini.