
Wisata Budaya Bali: Menyaksikan Tradisi Mekotek di Desa Munggu Badung
Desa Munggu
29/11/2025
2
Tradisi Mekotek di Desa Munggu, Badung
Sejarah dan Asal Usul
Tradisi Mekotek adalah salah satu warisan budaya yang masih lestari hingga kini di Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung. Tradisi ini biasanya digelar setiap enam bulan sekali, tepatnya pada hari raya Kuningan, setelah masyarakat melaksanakan persembahyangan di pura.
Nama Mekotek berasal dari bunyi “tek-tek” yang dihasilkan ketika ratusan tongkat kayu saling beradu. Tongkat kayu tersebut biasanya terbuat dari kayu pulet dengan panjang sekitar 2–3 meter. Awalnya, tradisi ini dilakukan sebagai ritual penolak bala, memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
Prosesi Pelaksanaan
Tradisi Mekotek diawali dengan upacara persembahyangan bersama di pura desa. Setelah itu, warga laki-laki berkumpul dengan membawa tongkat kayu. Tongkat-tongkat tersebut disatukan hingga membentuk kerucut layaknya sebuah menara.
Secara bergiliran, para pemuda akan naik ke atas tumpukan tongkat tersebut, berdiri di puncak dengan penuh semangat. Aksi ini menciptakan suasana meriah, disertai sorakan dan tabuhan gamelan yang mengiringi jalannya prosesi.
Makna Filosofis
Mekotek tidak hanya sekadar atraksi, tetapi menyimpan pesan mendalam, antara lain:
-
Simbol persatuan dan solidaritas, terlihat dari kebersamaan warga yang memegang tongkat secara serentak.
-
Lambang kekuatan dan keberanian, terutama bagi para pemuda yang naik ke atas puncak tongkat.
-
Rasa syukur dan doa keselamatan, agar masyarakat Desa Munggu selalu diberkati kedamaian.
-
Pelestarian budaya Bali, sebagai identitas yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Daya Tarik Wisata Budaya
Seiring berkembangnya pariwisata, Tradisi Mekotek kini menjadi salah satu atraksi budaya menarik di Badung. Wisatawan lokal maupun mancanegara kerap datang untuk menyaksikan secara langsung ritual unik ini.
Tradisi Mekotek tidak hanya menampilkan kekompakan masyarakat, tetapi juga memberikan pengalaman budaya yang autentik bagi para pengunjung. Kehadiran tradisi ini menjadi bukti nyata bahwa Bali tidak hanya terkenal dengan panorama alam dan pantainya, tetapi juga memiliki warisan budaya yang sarat nilai filosofi dan kebersamaan.